Implementasi Kurikulum Muatan Lokal

Implementasi diartikan “pelaksanaan; penerapan23 Implementasi atau pelaksanaan kurikulum muatan lokal tentunya dilakukan oleh guru atau tenaga edukatif lainnya yang mungasai bahan ajar muatan lokal itu sendiri. Lebih lanjut pelaksanaan kurikulum muatan lokal dapat dijabarkan dalam tiga tahap untuk penerapannya, antara lain sebagai berikut:
a.Persiapan
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lain di sekolah pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut:
1.Menentukan mata pelajaran muatan lokal untuk setiap tingkat kelas yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, dan kesiapan guru yang akan mengajar.
2.Menentukan guru. Guru muatan lokal sebaiknya guru yang ada di sekolah, tetapi bisa juga menggunakan nara sumber yang lebih tepat dan professional. Misalnya untuk keseshatan menggunakan tenaga kesehatan, pertanian menggunakan penyuluhan pertanian, dan kesenian memanfaatkan seniman yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Kehadiran mereka bias part time, hanya membantu guru, tetapi bias juga full time, langsung memegang dan bertanggung jawab terhadap matapelajaran muatan lokal tertentu. Keigatan ini bias dikoodinir oleh kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang akademis, bekerja sama dengan komite sekolah.
3.Sumber dana dan sumber belajar. Dana untuk pembelajaran muatan lokal dapat menggunakan Dana BOS (Bantuan operasional sekolah), tetapi bias juga mencari sponsor atau kerja sama dengan pihak lain yang relevan. Tiga hal penting untuk diperhatikan oleh sekolah yang telah dipaparkan di atas mendukung pelaksanan pembelajaran muatan lokal. Hal inilah yang menjadi peranan yang tidak bisa diabaikan oleh sekolah, karena apabila persiapan yang kurang matang atau bahkan ditiadakan sama sekali, maka kemungkinan besar hal tersebut akan menjadi penghambat pelaksanaan pembalajaran muatan lokal.

b.Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal sebenarnya hampir sama dengan mata pelajaran lainnya, yang garis besarnya adalah sebagai berikut:
1.Mengkaji silabus
2.Menyusun RPP
3.Mempersiapkan penilaian

c.Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah langkah-langkah yang akan dan harus diambil setelah proses pembelajaran muatan lokal. Tindak lanjut ini erat kaitannya dengan hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Bentuk tindak lanjut ini, bisa berupa perbaikan terhadap proses pembelajaran, tetapi juga bisa merupakan upaya untuk mengembangkan lebih lanjut hasil pembelajaran, misalnya dengan membentuk kelompok belajar, dan group kesenian. Tindak lanjut ini bisa juga dengan melakukan kerja sama dengan masyarakat, misalnya untuk memasarkan pembelajaran muatan lokal.

Konsep Keanekaragaman Hayati

Pada dasarnya tidak ada dua makhluk hidup yang asama persis. Meskipun anak kembar atau wajah-wajah teman anda, pasti tidak akan ada yang sama. Setiap makhluk hidup mempunyai sifat yang dapat sama atau berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Adanya perbedaan di antara organisme inilah yang menimbulkan keanekaragaman. Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan beraneka ragam. Berbagai jenis makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, misalnya belalang, burung, ulat, ular, tanaman padi, rerumputan, tanaman palawija, semuanya hidup di sawah.
Namun dari keanekaragaman yang ada, pasti terdapat kesamaan atau keseragaman dari makhluk hidup, meskipun hanya sedikit. Keanekaragaman inilah yang kemudian menjadi dasar pengelompokan makhluk hidup. Pengelompokan (klasifikasi) tersebut sangat diperlukan untuk mengenali makhluk hidup. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu daerah. Penyebab keanekaragaman hayati ada dua factor, yaitu factor genetic dan factor luar. Factor genetic bersifat relative konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotip) organisme. Sebaliknya, factor luar relative labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotip) organisme. Keanekaragaman hayati mencakup tiga tingkatan pengertian yang berbeda, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.